Senin, 11 Agustus 2008

symphony cinta

Symphony Cinta
Apa yang dinamakan cinta dan bagaimana menyuburkannya?
"Cinta awalnya permainan dan akhirnya kesungguhan.
Ia tidak dapat dilukiskan tetapi harus dialami agar diketahui.
Agama tidak menolaknya dan syariat pun tidak melarangnya, karena hati di tangan Rabb, Dia yang membolak-balikannya"

Tidak sedikit pakar yang sejalan pandangannya dengan ulama ini ketika ia berkata bahwa "cinta tidak dapat dilukiskan tetapi harus dialami".
Bagi mereka cinta bukan untuk direnungkan.
Memang pandangan ini tidak sepenuhnya salah dan tidak sepenuhnya benar.

Tidak sedikit orang yang melukiskan cinta sebagai sesuatu yang puitis: cinta adalah segalanya; cinta adalah kicauan burung dari kilatan mata; cinta bagaikan cermin, jika engkau mencintai orang lain maka engkau menjadi cerminnya dan dia menjadi cerminmu; dan masih banyak ungkapan lain.
Ungkapan-ungkapan semacam ini, walaupun indah terdengar, namun ia sangat abstrak dan tidak banyak menolong.

Dalam literatur agama ditemukan penjelasan tentang cinta, antara lain bahwa cinta adalah kecenderungan hati kepada sesuatu. Kecenderungan ini boleh jadi disebabkan lezatnya yang dicintai, atau karena manfaat yang diperoleh darinya. Cinta sejati antar manusia terjalin bila ada sifat-sifat pada yang dicintai, yang terasa oleh yang mencintai sesuai dengan sifat yang didambakannya.
Rasa inilah yang menjalin pertemuan antara kedua pihak, dalam saat yang sama dicintai dan mencintai.

Ingatlah, terjalinnya cinta tidak cukup dengan menghadirkan sifat yang disenangi kekasih pada diri seseorang, tetapi keberadaannya itu harus disadari dan dirasakannya.
Boleh jadi seseorang sangat cantik atau gagah.
Boleh jadi juga sangat baik dan jujur.
Tetapi, bila itu tidak disadari dan dirasakan, maka keistimewaan ini tidak mengundang cinta.
Karena itu jadikanlah pasanganmu merasakan sifat dan sikap yang kita tahu dapat menyenangkannya.
Jangan sampai ia merasakan dari diri kita sesuatu yang tidak disenanginya.
Namun ada yang harus digaris bawahi dari semua itu yaitu kita melakukannya dengan "tetap menjadi diri kita sendiri".

Cinta itu bermacam-macam, baik dalam bentuk dan ragamnya maupun dalam kekuatan dan kelemahannya.
Ada yang tertancap di dalam sanubari dan ada juga yang hanya bertengger di permukaan hati.
Kemudian ada yang bagaikan pohon, akarnya terhunjam ke bawah dan di pucuknya banyak buah namun ada juga yang seumur mawar, sekejap saja kemudian layu.
Cinta, tulisan sementara pakar adalah "dialog dan pertemuan antara dua aku; ia adalah hubungan timbal balik yang menuntut tanggung jawab kedua aku itu".

Seorang ibu yang mencintai anaknya tidak akan memaksakan agar kecintaannya itu sama dengan dirinya atau kelanjutan dari kepribadiannya.
Karena jika demikian, yang ada hanya satu "aku".
Jika benar ia mencintainya, maka ia akan membantu agar anaknya pun memiliki kepribadiannya sendiri sesuai dengan kecenderungan dan potensinya.
Dengan demikian sang anak memiliki "aku"nya sendiri, sehingga dapat mencintai dan dicintai.
Cinta menuntut pengakuan eksistensi, bahkan pengakuan kepribadian seorang kekasih.

Sungguh banyak hambatan bagi suburnya cinta.
Salah satu di antaranya adalah cemburu yang berlebihan.
Cemburu adalah manusiawi.
Istri Rasulullah; Aisyah ra, menyatakan bahwa beliau sering cemburu, bahkan Nabi SAW pun pencemburu.
Dari Abi Hurairah ra;
Ketika sahabat-sahabat beliau membicarakan sifat Sa'id bin Muadz yang dikenal amat pencemburu, beliau berkomentar:
Sesungguhnya dia pencemburu, dan aku lebih pencemburu daripada dia
.:: HR Muslim ::.

Cemburu ada dua macam, yaitu yang tanpa dasar dan yang berdasar.
Yang pertama menguburkan cinta dan yang kedua menyuburkannya.
Imam al Ghazali berpesan:
"Jangan biarkan kekeliruan tanpa teguran, namun jangan pula berburuk sangka, kaku dan mencari tahu yang tidak-tidak."

Entah yang mana yang lebih besar kecemburuannya, lelaki atau perempuan.
Namun yang jelas istri lebih berpotensi untuk cemburu ketimbang suami, karena agama dan budaya manusia telah menutup pintu serapat-rapatnya bagi mereka untuk memiliki pasangan ganda.
Dan hal ini berbeda dengan suami, karena walaupun pintu poligami tidak terbuka namun masih ada celah yang dapat mengantarkannya kesana.

Pencemburu sering kali tidak mengetahui dimana kakinya berpijak, sehingga keseimbangannya amat terganggu.
Karena itu jika kita datang terlambat, dan terdengar gerutu atau makian, janganlah menganggapnya marah dan jangan pula di sambut dengan kemarahan, sebab gerutu itu adalah cinta yang di ekspresikan secara keliru akibat gangguan keseimbangan.
Ada pesan dari seorang bijak, katanya:
"Jika pasanganmu marah, nyatakan cintamu dengan rayuan".

Ketahuilah, bahwa salah satu cara menyuburkan cinta adalah memperdengarkan kalimat indah ke telinga kekasih.
Agama menganjurkan yang demikian, sampai-sampai Nabi SAW berpesan bahwa bukan suatu dosa "kalimat gombal" yang di bisikkan pasangan ke telinga pasangannya.
Jelasnya beliau bersabda:
Kebohongan semuanya merupakan dosa atas manusia kecuali dalam tiga hal; Seorang yang "gombal" pada pasangannya untuk menyenangkannya, kebohongan dalam peperangan (karena peperangan adalah tipu daya) dan kebohongan antara dua orang Muslim untuk melakukan "ishlah" antar mereka.
.:: HR Tirmidzi ::.

Keindahan Nikah

Keindahan menikah dalam Al Qur an

1."Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

2.Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang.

3.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

4.Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang melimpah (yaitu : Surga) (Qs. An Nuur (24) : 26).

5.Maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja..(Qs. An Nisaa' (4) : 3).

6.Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah berbuat kesesatan yang nyata. (Qs. Al Ahzaab (33) : 36).

7.Anjuran-anjuran Rasulullah untuk Menikah : Rasulullah SAW bersabda: "Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !"(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.).

8.Dari Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rezeki) bagi kamu¡¨ (HR. Hakim dan Abu Dawud).

9.Jika ada manusia belum hidup bersama pasangannya, berarti hidupnya akan timpang dan tidak berjalan sesuai dengan ketetapan Allah SWT dan orang yang menikah berarti melengkapi agamanya,
sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya." (HR. Baihaqi).

10."Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).

11.Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu sebagai umat yang terbanyak (HR. Abu Dawud).

12.Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu, dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain (HR. Abdurrazak dan Baihaqi).
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan) (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).

13.Rasulullah SAW. bersabda : "Seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah yang tidak menikah" (HR. Bukhari).

14.Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Ya¡¦la dan Thabrani).

15.Dari Anas, Rasulullah SAW. pernah bersabda : Barang siapa mau bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci, maka kawinkanlah dengan perempuan terhormat. (HR. Ibnu Majah,dhaif).

16.Rasulullah SAW bersabda : Kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah keluhuran mereka (Al Hadits).

17.Hendaklah kalian menikahi wanita-wanita muda, karena mereka mempunyai mulut yang lebih segar, mempunyai rahim yang lebih subur dan mempunyai cumbuan yang lebih menghangatkan.
Demikian hadits yang diriwayatkan asy-Syirazi, dari Basyrah bin Ashim dari ayahnya, dari kakeknya. Dalam kitab Shahih al_Jami' ash_Shaghir, al-Albani mengatakan, "Hadits ini shahih."

Senin, 28 Juli 2008

Risalah Agung

Saudaraku…
Nikah itu ibadah
Nikah itu suci
Ingat itu……
Memang menikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan,
bisa karena keturunan, dan bisa karena agama.
Namun, jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan…
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan….
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.
Saudaraku…
Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta…
Namun… jika cinta engkau jadikan sebgai landasan, maka keluargamu
akan rapuh, akan mudah hancur. Jadikanlah ” ALLAH ” sebagai
landasan… Niscaya engkau akan selamat
Tidak saja dunia, tapi juga akherat…
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan…
Niscaya Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman)
dan Rahmah (sayang) akan tercapai.
Saudaraku…
Lihatlah manusia ter-agung Muhammad saw…
tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban,
karena sang istri tercinta tidak mendengar kedatangannya. Tetap
tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika
lapar…, Menjahit bajunya yang robek…
Saudaraku…
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu…
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu…
Jika itu engaku lakukan akan celaka…
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam & yang putih, tidak akan
dapat melihat yang benar & yang salah…
Lihatlah bagaimana Allah menegur ” Nabi “-mu tatakala mengharamkan apa yang Allah halalkan,
hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu…
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah…
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya…
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth…
Di bawah bimbingan manusia pilihan,
justru mereka menjadi penentang…
Istrimu bisa menjadi musuhmu…
Didiklah istrimu…
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama -
yang loyal terhadap tugas dakwah suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama -
yang bisa menjaga kehormatannya…
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang
suami
Muhammad saw menerima tugas risalah…
Istrimu adalah tanggung jawabmu…
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah…
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah…
Biarkan mereka menjadi hajar atau Maryam…
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu…

Senin, 30 Juni 2008

Penyejuk hati

Ya Allah Limpahkan kepada kami Cinta yang Kau jadikan pengikat rindu Rosulullah dengan Khodijah Al-Qubra, Yang Kau jadikan mata air kasih sayang Ali bin Abi Tholib r.a. dengan Fhatimah Az Zahra,
Yang Kau jadikan lautan kesabaran dalam diri Umar Bin Khothob r.a.
Yang Kau jadikan Penghias keluaga nabi nabiMu yang suci

Ya Rokhiim, aku memohon cinta dan ridhoMu
jadikanlah kami suami istri yang
Salinh mencintai dari akat nikah sampai waktu yang tak terbatas,
Saling merindu dikala dekat dan jauh
Saling menjaga kehormatan dikala suka dan duka
Saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan
Saling menyempurnakan dalam beribadah kepadaMu

Ya Robbi, Sempurnakanlah ke bahagian kami dengan menjadikan
pernikahan ini dengan penuh barokah, sebagai ibadah kepadaMu, sebagai bukti
cinta kami terhadap Sunah rosulMu

Ya haqqu,kami memohon kepadaMu kekuatan dan kemantapan hati
untuk menjadikan Al -Quran dan As Sunah sebagai pedoman dalam hidup kami
hingga kami bisa saling menyempurnakan.

Ya Mujibu,Engkau mengetahui apa yang ada dalam hati kami,
maka tautkanlah hati kami,kabulkanlah doa kami dan ampuni dosa dosa
kami...Amiin ....


Minggu, 29 Juni 2008

Nasihat Quran tentang Pernikahan

Bagi mereka yg mencari Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman) dan Rahmah (sayang) dalam Keluarga.

Bismillahirrahmaanirahiim

Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan2 Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya Nasehat ini untuk semuanya ...........
Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........
Untuk mereka yang belum memiliki arah.........
dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.
nasehat ini untuk semuanya.......
Semua yang menginginkan kebaikan.

Saudaraku.............
Nikah itu ibadah.......
Nikah itu suci,ingat itu......
Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.
Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan............
karena semua itu akan menyebabkan celaka.
Jadikan agama sebagai alasan........
Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.

Saudaraku..........
Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta........
Namun......jika cinta engkau jadikan sebagai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.
Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......
Niscaya engkau akan selamat
Tidak saja dunia, tapi juga akherat.......
Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......
Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.

Saudaraku...........
Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu"...... disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......
Jika ini kau lakukan " istanamu " tidak akan langgeng.....
Lihatlah manusia ter-agung Rasulullah saw.... tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidak
mendengar kedatangannya.
Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar........
Menjahit bajunya yang robek........

Saudaraku.........
Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu "........
Disayang, dimanja dan dilayani suami......
Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu........
Jika itu engkau lakukan " istanamu " akan menjadi neraka bagimu

Saudaraku............
Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........
Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......
Jika itu engkau lakukan akan celaka....
Engkau tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....
Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu tatkala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri.
Tegaslah terhadap istrimu.................
Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......
Jangan biarkan dia dengan kehendaknya........
Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth...........
Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....
Istrimu bisa menjadi musuhmu...........
Didiklah istrimu........
Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim.
Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......
Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami
Rasulullah saw menerima tugas risalah.....
Istrimu adalah tanggung jawabmu....
Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....
Biarkan mereka menjadi wanita shalilah....
Biarkan mereka menjadi Hajar atau Maryam........
Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...

Saudaraku.......
Jika engkau menjadi istri.........
Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......
Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......
siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....
Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....
Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.
Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....
Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....
Jika itu kau lakukan.....
Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka................jangan..........

Saudarau........
Jika engkau menjadi Bapak......
Jadilah bapak yang bijak seperti Lukmanul Hakim
Jadilah bapak yang tegas seperti Ibrahim
Jadilah bapak yang kasih seperti Rasulullah saw
Ajaklah anak-anakmu mengenal Allah..........
Ajaklah mereka taat kepada Allah.......
Jadikan dia sebagai Yusuf yang berbakti.......
Jadikan dia sebagai Ismail yang taat.......
Jangan engkau jadikan mereka sebagai Kan'an yang durhaka.

Mohonlah kepada Allah..........
Mintalah kepada Allah, agar mereka menjadi anak yang shalih.....
Anak yang bisa membawa kebahagiaan.

Saudaraku........
Jika engkau menjadi ibu....
Jadilah engaku ibu yang bijak, ibu yang teduh....
Bimbinglah anak-anakmu dengan air susumu....
Jadikanlah mereka mujahid.........
Jadikanlah mereka tentara-tentara Allah.....
Jangan biarkan mereka bermanja-manja.....
Jangan biarkan mereka bermalas-malas..........
Siapkan mereka untuk menjadi hamba yang shalih....
Hamba yang siap menegakkan Risalah Islam.